5 Rahasia Mendidik Anak Menjadi Pribadi yang Tangguh
Pribadi Tangguh |
Kecemasan pada
buah hati kita akan persaingan yang dihadapi dimasa mendatang, kadang membuat
kita para orang melakukan sesuatu yang berlebihan untuk mempersiapkan mereka.
Bahkan sering anak diposisikan sebagai kita orang tua. Rasa egois yang begitu besar kadang tidak
kita sadari, saat kita “menjerumuskan” anak kita sesuai keinginan kita. Mungkin
ambisi masa lalu kita yang tidak tercapai membuat kita orang tua, sering
meletakkan beban ambisi tersebut kepada anak kita. Dengan kata lain, tanpa kita
sadari, kita sering mengabaikan keinginan mereka. Sebagai contoh, saat kita ingin
mendaftarkan sekolah anak kita. Banyak orang tua mematok bahwa si anak harus
sekolah di sekolah sesuai ambisi orang tua. Hal ini adalah sedikit dari contoh
yang sering terjadi pada anak kita, bahwa semakin sering kita “mendikte” anak
akan menjadikan anak tersebut menjadi pribadi yang kurang tangguh. Melawan arus
tidak selalu sama dengan melanggar peraturan.
Dalam artikel ini, penulis akan sharing
tentang 5 rahasia mendidik anak menjadi pribadi yang tangguh. Lalu pribadi
yang tangguh itu yang seperti apa? Tangguh dalam hal ini tidak hanya tangguh
secara fisik, tetapi juga tangguh secara mental. Fisik dan mental yang tangguh
adalah kombinasi dalam pencapaian keberhasilan atas persaingan. Ingat, sudah
ada berapa pemain bulutangkis profesional peringkat 1 kalah dari pemain yang
peringkatnya berada sangat jauh di bawahnya. Hal ini menjadi bukti bahwa posisi
atau kekuatan fisik tanpa dilandasi kekuatan mental akan mengurangi
keberhasilan dalam persaingan.
Melihat hal tersebut, sebagai orang tua,
ada baiknya anda membaca 5 rahasia
mendidik anak menjadi tangguh di bawah ini, agar pertama anda
bisa menjadi pendidik yang baik dan yang kedua, anda berhasil membuat anak anda
sebagai pribadi yang tangguh.
- Ajak anak mensikapi situasi apapun. Menjadi mudah atau nyaman saat situasi yang dihadapi adalah situasi sehari-hari dalam zona nyaman mereka, dimana apa yang mereka butuhkan selalu tersedia, lain halnya jika yang terjadi adalah situasi membosankan atau tidak menyenangkan. Perlu sebuah perjuangan untuk mendapatkan sesuatu akan menjadi sebuah pembelajaran pada anak kita bahwa mendapatkan sesuatu itu butuh perjuangan. Saat orang tua masih ada dan kuat secara ekonomi hal tersebut tidak masalah, tetapi jika situasi menjadi sebaliknya, dan anak kita tidak pernah dihadapkan pada pembelajaran situasi seperti itu, saya yakin, dampak yang terjadi akan anak kita akan merasa jatuh pada situasi yang sangat membebani.
- Ajarkan anak untuk bersosialisasi. Bersosialisasi dengan lingkungan sekitar menanamkan keberanian pada anak. Interaksi dengan dunia luar memperluas wawasan mereka bahwa sudah ada persaingan meskipun dalam skala kecil. Contohnya, dalam permainan. Ada menang dan kalah dalam permainan. Jika anda tidak pernah mengajarkan anak untuk bersosialisasi, maka peribahasa Katak dalam Tempurung akan berlaku. Dimana anak sudah merasa sangat berhasil, padahal pencapaian keberhasilan mereka bukan karena sebuah perjuangan tetapi lebih karena tidak ada kompetitor dalam pencapaian mereka.
- Ajarkan anak untuk memecahkan masalah. Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh seorang anak, tidak jarang membuat panik orang tuanya. Bahkan sering orang tua malah yang menyelesaikan masalah tersebut. Mau contoh? Hehehe... saat anak mendapat tugas dari sekolah, dan anak tersebut kesulitan mengerjakannya. Siapa yang menyelesaikan? Orang tua! Hal ini membuat anak terninabobokkan. Anak menjadi kekurangan daya juang untuk berpikir dan bertindak, dan hal ini mengakibatkan anak kurang cepat berpikir bahkan bertindak untuk menyelesaikan masalahnya. Tinggalkan cara ini, karena tindakan anda kurang menguntungkan masa depan anak anda.
- Ajarkan anak untuk berinisiatif. Inisiatif timbul karena sebuah pembelajaran, dan bukan hal instan. Inisiatif seperti semacam keadaan alam bawah sadar yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu sebagai sebuah kebiasaan. Sebagai contoh, saat ada tamu datang ke rumah kita, ajarkan kepada anak kita untuk membukakan pintu dan memberikan salam kepada tamu yang datang, lama-lama hal tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan baik untuk anak kita. Dan satu lagi, berikan pujian sewajarnya atas apa yang sudah dilakukan anak kita. Hal sederhana memang, tetapi jika tidak kita latih dari kecil, mustahil hal tersebut akan terjadi.
- Ajarkan anak untuk menolong dirinya sendiri. Komunikasi antara anak dan orang tua sangat diperlukan untuk menyepakati beberapa hal di dalam rumah. Banyaknya larangan dalam keluarga membuat anak kehilangan kreatifitas serta inisiatif mereka. Pribadi mandiri sangat dibutuhkan saat anak dalam kesulitan, sehingga mereka mampu menolong diri mereka sendiri. Sebuah situasi dimana seorang anak dalam permasalahan, ajaklah anak untuk bercerita, sebisa mungkin jangan masuk ke dalam ranah solusi jika anak belum mengarah ke sana. Baru setelah mereka bertanya, berikan solusi dan juga pertimbangan, serta biarkan anak untuk membuat keputusan sendiri. Hal ini dapat melatih mereka untuk mengembangkan ketrampilan, kemandirian serta membangun rasa percaya diri mereka.
Semoga 5 rahasia mendidik anak tangguh di atas dapat menjadikan sebuah
permenungan bahwa ada hal yang kurang benar yang selama ini pernah kita lakukan
terhadap pribadi anak kita. Dan dengan membaca artikel ini semoga bisa mengubah
pandangan yang selama ini mungkin kurang kita sadari.